Teks
Dibaca
oleh Arlo Griffiths, 30/09/2013.
(1) // °oṃ °āḥ rakṣa rakṣa māṃ sarvamāraduṣṭacittebhya[ḥ] svāhā // @
//
(2) // °oṃ ° hana hana vijaye jaḥ rakṣa rakṣa māṃ svāhā // @ //
‘Om āḥ. Lindungilah, lindungilah aku dari segala
demon dan pikiran yang buruk, svāhā!
‘Om
hana hana pemenang jaḥ lindungilah, lindungilah aku svāhā!’
Mantra
yang persis sama belum saya temukan di sumber-sumber lain, namun boleh
dibandingkan dengan mantra yang terdapat dalam teks-teks suci agama Buddha
seperti misalnya Mahāpratisarāmahāvidyārājñī (cf. Cruijsen, Griffiths & Klokke
2013): oṃ maṇivajre hṛdayavairemārasainyavidāriṇi hana
hana sarvaśatrūn rakṣa rakṣa mama śarīraṃ sarvasatvānāṃ ca vajre vajre vajragarbhe vajragarbhe | trāsaya trāsaya sarvamārabhavanāni hūṃ hūṃ phaṭ phaṭ svāhā ||. Mantra ini berhuruf pallawa dan bahasa sansakerta dari sekitar abad ke7/8 Masehi.
Mantra, rajah, isim atau jampi-jampi sampai saat ini bukanlah
hal yang asing pada sebagian besar masyarakat Indonesia , bahkan sampai sekarang,
penggunaan mantra masih cukup populer.
Meskipun hadir dalam bentuk dan penyajian yang berbeda, fungsinya masih
dapat dikatakan belum banyak berubah yakni untuk mendapatkan bantuan dari
kekuatan gaib dalam aktivitas kehidupan sehari-hari.
D.L. Snellgrove dalam kitab the Hevajra Tantra
memberi penjelasan sebagai berikut mantra is a mystic formula or spell,
deriving its power from traditional association with a particular divinity or a desired result.
It is rendered effective by means of repetitive recitation (japa)
combined with meditation (dhyana) (1956:136;
Suhadi 1989: 104).
Definisi mantra menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI)
adalah perkataan atau ucapan yang memiliki kekuatan gaib (misalnya dapat
menyembuhkan, mendatangkan celaka); susunan kata yang berunsur puisi (seperti
rima, irama) yang dianggap mengandung kekuatan gaib biasanya diucapkan
oleh dukun atau pawang untuk menandingi
kekuatan gaib yang lain.
Penggunaan mantra dalam agama Buddha dikembangkan oleh
aliran Mantrayāna (kendaraan gaib) atau aliran Vajrayāna (kendaraan intan/ kilat/ phalus). Aliran ini merupakan sekte dari Tantrayāna
dalam Buddha Mahāyāna dan sangat
berpengaruh dalam pembentukan aliran Lama (isme) yang mengutamakan kegiatan
serba magis (Suhadi 1989:107).
2 komentar:
Menarik Pak Agus, tentang mantra ini. Sebuah [kekayaan] budaya yang yang langgeng sampai sekarang ya. Oya, font body-text nya kok kuecil sekali? :D
Terima kasih masukannya....mungkin nanti saya perbaiki fontnya
Posting Komentar