03 Juni 2016

Perjalanan Menuju Situs Wadu Wawi di Bima,NTB

Perjalanan kami mengunjungi situs Wadu wawi bisa jadi merupakan satu perjalanan yang tak diduga sebelumnya.  Ketika kami diberitahu bahwa di hutan dekat desa Kanca , dilaporkan adanya temuan batu babi.  Tentu saja informasi ini menantang kami untuk mendatangi lokasi tersebut karena dalam salah satu buku tentang kesultanan Bima disebutkan bahwa batu ini mirip dengan arca ganesha di tambah satu foto yang tidak terlalu jelas karena diambil dari arah depan.  Karena itu, bisa saja batu yang dimaksud sebagai batu babi ini adalah arca nandi (sapi) yang dikenal sebagai kendaraan dewa Siwa atau memang sebuah arca Ganesha.  Hal ini tidak berlebihan karena di Museum Asi Bojo, Bima ada sebuah arca nandi yang berasal dari Desa Tambe, Kecamatan Bolo.  Oleh karena itu untuk memastikan apakah yang dimaksud dengan batu babi itu memang arca babi atau bukan maka kami memutuskan untuk mengunjungi lokasi yang dimaksud.
peta 1 :  lokasi situs waduwawi (warna merah)


            Setelah persiapan siap ditambah seorang guide yang paham lokasi situs maka perjalanan kami mulai dari Desa Kanca.  Kendaraan kami titipkan di rumah warga… jam 10 perjalanan dimulai… kami mendapat informasi jika perjalanan dapat ditempuh selama 4 jam melewati jalan setapak yang biasa dilalui oleh orang orang yang selalu keluar masuk hutan.  Semula kami kira bercanda ketika diberitahu waktu tempuh sekitar 4 jam dan kami diminta membawa senter….sehingga senter tidak kami bawa…..Setelah melalui persawahan dan sungai yang tidak terlalu dalam..maka perjalanan masuk ke dalam hutan Kanca kami mulai…. … melalui jalan setapak kami mengikuti pemandu , seorang anak muda yang energik sehingga langkahnya sangat cepat…entah dia yang berjalan terlalu cepat atau kami yang biasa berjalan terlalu lambat ..entahlah… beberapa kali kami ingatkah pemandu kami agar tidak berjalan terlalu cepat.. tetapi dia berkilah harus berjalan cepat agar pulangnya tidak kemalaman di hutan.  Hutan yang kami lalui tampaknya merupakan hutan tanam produksi sehingga pohonnya lurus-lurus dan tidak terlalu rapat…semak-semaknya pun tidak tinggi.  Setelah cukup lelah, tim berhenti sejenak untuk mengisi perut yang mulai terasa lapar….dan kemudian lanjut… Perjalanan cukup melelahkan karena lokasinya berada di puncak pengunungan dengan ketingggian 787 meter dpl sebelah barat desa Kanca. Dengan kondisi naik dan turun….untung rimbunnya hutan membantu kami dari terik matahari..meski demikian sebentar-sebentar kami harus meneguk air minum kami…haus juga.
Foto 1 : Istirahat makan siang dlu..
           Baru sekitar pukul 3.30 kami sampai di lokasi..wow baru kami tahu jarak tempuh 4 jam itu kalo adalah waktu tempuh penduduk local dan untuk kami perlu di tambah satu jam lagi…hehe.
            Di Situs Wadu Wawi yang pertama kali ditemukan oleh Bp. Arsyad juru penerangan dari Departemen Penerangan ini ternyata sebuah kubur batu yang tutupnya berbentuk arca babi (dalam bahasa Bima disebut wawi, sehingga situs ini disebut wadu wawi, wadu : batu). Babi tersebut berdiri di atas lapik batu yang mungkin merupakan wadah kubur. Posisi kepala lurus ke dan moncongnya ke bawah dengan lidah terjulur pada suatu wadah makanan.   Kondisinya memang telah terbelah menjadi tiga bagian.  Di bagian bawah batu babi ini terdapat rongga, sehingga wajar jika batu ini dianggap sebagai wadah kubur.  Namun jika diamati lebih jauh, tidak ada bagian dari tubuh binatang yang meyakinkan kita jika binatang yang digambarkan sebagai babi kecuali bagian kakinya yang pendek.  Binatang ini berkaki empat dalam posisi berdiri di keempat kakinya dan bagian depan tubuhnya sedikit menunduk seolah oah tengah makan karena ada wadah di bagian bawahnya.  Yang jelas hewan yang digambarkan adalah hewan yang telah didomestikasi bisa babi bisa pula sapi atau kerbau.  Tetapi mungkin untuk wilayah ini dahulu, babi adalah binatang yang paling berharga sehingga bisa saja kemudian dibuatkan dalam bentuk arca.   Selain itu pada dinding kubur batu bagian kanan depan dipahatkan gambar manusia dalam posisi duduk menyamping kedua kaki di selonjorkan ke samping dengan sedikit di tekuk , hidung dan mulut digambarkan menyamping namun kedua mata digambarkan ke depan. Kepalanya gundul tangan kanan di depan badan sedangkan tangan kiri seolah menyangga wadah makanan.  Penggambarakan tokoh yang berada di bawah batu babi  seolah-olah memberikan kesan pemilik babi yang tengah memberi makan. Pada sisi lainnya dari dinding batu kubur ini dipahatkan relief binatang berkaki empat, tubuh dan kakinya lebih panjang dan tampak memiliki punuk yang dapat ditafsirkan sebagai seekor sapi. Wadah kubur batu babi yang terbuat dari jenis batuan kapur ini memiliki  panjang 82 cm, lebar 29 cm, tinggi 36 cm, dengan tinggi lapik 44 cm.
 Foto 2 waduwawi
        Foto 3 relief tokoh manusia
 Foto 4 relief binatang

Foto 5 tampak keseluruhan

            Di luar batu babi ini sebenarnya ada beberapa fragmen batu lagi yang bisa jadi juga merupakan wadah kubur, namun kondisinya tidak terlalu komplit sehingga sulit untuk diidentifikasi sebagai wadah kubur.  Yang jelas wadu wawi ini dipelihara oleh masyarakat setempat sehingga tampak terawat, meskipun telah dalam kondisi pecah tiga.

            Tim tidak bisa berlama lama di situs ini mengingat perjalanan pulang sama jauh dengan perjalanan berangkat tadi... Jadi hanya 30 menit saja setelah itu Tim segera berangkat kembali..Dan benar saja.. ketika hari mulai senja… sedikit demi sedikit sinar mentari meredup…sampai akhirnya benar-benar gelap!!!..Baru kami sadar… senter tidak kami bawa…kami harus lebih berhati hati,agar tidak tersandung..yang ada dipikiran kami adalah waktu senja seperti ini waktu keluarnya babi hutan dari sarangnya… wow..  Lampu-lampu HP saja yang membantu perjalanan pulang kami.. tidak banyak suara..semua konsentrasi melihat jalan masing masing agar tidak jatuh dan tidak terpencar telalu jauh..satu perjalanan yang tak terlupakan… malam hari masih di dalam hutan!!!. Syukur kami semua selamat dan dapat keluar dari hutan serta melihat cahaya lampu rumah rumah di desa mencapai desa Kanca. 
Foto 6 Tim survei

2 komentar:

kiwut_archaeologist mengatakan...

amazing adventure..

Anonim mengatakan...

Telusuri lebih dalam lagi krna mungkin ada situs lain di sekitarnya..krna pada dasarnya di sekitar wilayah situs wadu wawi ini dahuluh ya ada perkampungan dan di pimpin oleh ncuhi saruhu