Perjalanan
kami mengunjungi situs Wadu wawi bisa jadi merupakan satu perjalanan yang tak
diduga sebelumnya. Ketika kami
diberitahu bahwa di hutan dekat desa Kanca , dilaporkan adanya temuan batu
babi. Tentu saja informasi ini menantang
kami untuk mendatangi lokasi tersebut karena dalam salah satu buku tentang
kesultanan Bima disebutkan bahwa batu ini mirip dengan arca ganesha di tambah
satu foto yang tidak terlalu jelas karena diambil dari arah depan. Karena itu, bisa saja batu yang dimaksud sebagai
batu babi ini adalah arca nandi (sapi) yang dikenal sebagai kendaraan dewa Siwa
atau memang sebuah arca Ganesha. Hal ini
tidak berlebihan karena di Museum Asi Bojo, Bima ada sebuah arca nandi yang
berasal dari Desa Tambe, Kecamatan Bolo.
Oleh karena itu untuk memastikan apakah yang dimaksud dengan batu babi
itu memang arca babi atau bukan maka kami memutuskan untuk mengunjungi lokasi
yang dimaksud.
peta 1 : lokasi situs waduwawi (warna merah)
Setelah persiapan siap ditambah
seorang guide yang paham lokasi situs maka perjalanan kami mulai dari Desa
Kanca. Kendaraan kami titipkan di rumah
warga… jam 10 perjalanan dimulai… kami mendapat informasi jika perjalanan dapat
ditempuh selama 4 jam melewati jalan setapak yang biasa dilalui oleh orang
orang yang selalu keluar masuk hutan. Semula
kami kira bercanda ketika diberitahu waktu tempuh sekitar 4 jam dan kami
diminta membawa senter….sehingga senter tidak kami bawa…..Setelah melalui
persawahan dan sungai yang tidak terlalu dalam..maka perjalanan masuk ke dalam
hutan Kanca kami mulai…. … melalui jalan setapak kami mengikuti pemandu ,
seorang anak muda yang energik sehingga langkahnya sangat cepat…entah dia yang
berjalan terlalu cepat atau kami yang biasa berjalan terlalu lambat ..entahlah…
beberapa kali kami ingatkah pemandu kami agar tidak berjalan terlalu cepat..
tetapi dia berkilah harus berjalan cepat agar pulangnya tidak kemalaman di
hutan. Hutan yang kami lalui tampaknya
merupakan hutan tanam produksi sehingga pohonnya lurus-lurus dan tidak terlalu
rapat…semak-semaknya pun tidak tinggi. Setelah
cukup lelah, tim berhenti sejenak untuk mengisi perut yang mulai terasa
lapar….dan kemudian lanjut… Perjalanan cukup melelahkan karena lokasinya berada
di puncak pengunungan dengan ketingggian 787 meter dpl sebelah barat desa Kanca. Dengan kondisi naik dan turun….untung rimbunnya
hutan membantu kami dari terik matahari..meski demikian sebentar-sebentar kami
harus meneguk air minum kami…haus juga.
Foto 1 : Istirahat makan siang dlu..
Baru sekitar pukul 3.30 kami sampai
di lokasi..wow baru kami tahu jarak tempuh 4 jam itu kalo adalah waktu tempuh
penduduk local dan untuk kami perlu di tambah satu jam lagi…hehe.
Di Situs Wadu Wawi yang pertama
kali ditemukan oleh Bp. Arsyad juru penerangan dari Departemen Penerangan ini
ternyata sebuah kubur batu yang tutupnya berbentuk arca babi (dalam bahasa Bima
disebut wawi, sehingga situs ini disebut wadu wawi, wadu : batu). Babi
tersebut berdiri di atas lapik batu yang mungkin merupakan wadah kubur. Posisi
kepala lurus ke dan moncongnya ke bawah dengan lidah terjulur pada suatu wadah
makanan. Kondisinya memang telah terbelah menjadi tiga
bagian. Di bagian bawah batu babi ini
terdapat rongga, sehingga wajar jika batu ini dianggap sebagai wadah
kubur. Namun jika diamati lebih jauh,
tidak ada bagian dari tubuh binatang yang meyakinkan kita jika binatang yang
digambarkan sebagai babi kecuali bagian kakinya yang pendek. Binatang ini berkaki empat dalam posisi
berdiri di keempat kakinya dan bagian depan tubuhnya sedikit menunduk seolah
oah tengah makan karena ada wadah di bagian bawahnya. Yang jelas hewan yang digambarkan adalah
hewan yang telah didomestikasi bisa babi bisa pula sapi atau kerbau. Tetapi mungkin untuk wilayah ini dahulu, babi
adalah binatang yang paling berharga sehingga bisa saja kemudian dibuatkan
dalam bentuk arca. Selain itu pada dinding
kubur batu bagian kanan depan dipahatkan gambar manusia dalam posisi duduk
menyamping kedua kaki di selonjorkan ke samping dengan sedikit di tekuk ,
hidung dan mulut digambarkan menyamping namun kedua mata digambarkan ke depan.
Kepalanya gundul tangan kanan di depan badan sedangkan tangan kiri seolah
menyangga wadah makanan. Penggambarakan
tokoh yang berada di bawah batu babi
seolah-olah memberikan kesan pemilik babi yang tengah memberi makan.
Pada sisi lainnya dari dinding batu kubur ini dipahatkan relief binatang
berkaki empat, tubuh dan kakinya lebih panjang dan tampak memiliki punuk yang dapat
ditafsirkan sebagai seekor sapi. Wadah kubur batu babi yang terbuat dari jenis
batuan kapur ini memiliki panjang 82 cm,
lebar 29 cm, tinggi 36 cm, dengan tinggi lapik 44 cm.
Foto 2 waduwawi
Foto 3 relief tokoh manusia
Foto 4 relief binatang
Foto 5 tampak keseluruhan
Di luar batu babi ini sebenarnya ada beberapa fragmen batu
lagi yang bisa jadi juga merupakan wadah kubur, namun kondisinya tidak terlalu
komplit sehingga sulit untuk diidentifikasi sebagai wadah kubur. Yang jelas wadu wawi ini dipelihara oleh
masyarakat setempat sehingga tampak terawat, meskipun telah dalam kondisi pecah
tiga.
Tim tidak bisa berlama lama di situs
ini mengingat perjalanan pulang sama jauh dengan perjalanan berangkat tadi...
Jadi hanya 30 menit saja setelah itu Tim segera berangkat kembali..Dan benar
saja.. ketika hari mulai senja… sedikit demi sedikit sinar mentari
meredup…sampai akhirnya benar-benar gelap!!!..Baru kami sadar… senter tidak kami
bawa…kami harus lebih berhati hati,agar tidak tersandung..yang ada dipikiran
kami adalah waktu senja seperti ini waktu keluarnya babi hutan dari sarangnya…
wow.. Lampu-lampu HP saja yang membantu
perjalanan pulang kami.. tidak banyak suara..semua konsentrasi melihat jalan
masing masing agar tidak jatuh dan tidak terpencar telalu jauh..satu perjalanan
yang tak terlupakan… malam hari masih di dalam hutan!!!. Syukur kami semua
selamat dan dapat keluar dari hutan serta melihat cahaya lampu rumah rumah di desa
mencapai desa Kanca.
Foto 6 Tim survei
2 komentar:
amazing adventure..
Telusuri lebih dalam lagi krna mungkin ada situs lain di sekitarnya..krna pada dasarnya di sekitar wilayah situs wadu wawi ini dahuluh ya ada perkampungan dan di pimpin oleh ncuhi saruhu
Posting Komentar