Seperti halnya pada komunitas Dayak yang bermukim di Desa Lung Anai, komunitas Dayak yang tinggal di Desa Lekaq Kidau ini juga berasal dari daerah Apo Kayan, sebuah daerah di pedalaman Kalimantan yang kiniberbatasan dengan wilayah Malaysia. Mereka merupakan suku Dayak Kenyah yang pindah ke Lekaq Kidau pada sekitar tahun 1987, dengan alasan antara lain agar dapat mempermudah akses mendapatkan pendidikan bagi anak-anak mereka dan untuk lebih mendekati daerah perkotaan agar mereka dapat memperbaiki taraf kehidupan mereka. Hal ini karena di tempat asal mereka akses untuk mendapatkan pendidikan dan berbagai sarana transportasi serta komunikasi sangat sulit, yang menyebabkan mereka seperti terisolir dan terpisah dengan masyarakat lainnya.
Atas kesepakatan bersama, mereka memilih lahan di Lekaq Kidau sebagai tempat mereka untuk tinggal dan menetap. Daerah tersebut menjadi pilihan mereka dengan alasan selain karena tempat itu masih kosong, juga karena letaknya yang berada di tepi Sungai Mahakam yang memudahkan mereka untuk melakukan berbagai aktivitas seperti di tempat asal mereka.
Sebelum mengenal agama resmi pemerintah, masyarakat Dayak Kenyah di Desa Lekak Kidau menganut kepercayaan yang dikenal dengan sebutan bungau malan. Pada saat sekarang, kepercayaan atau agama yang dianut oleh masyarakat setempat berbeda-beda, yaitu agama Kristen Protestan, Katolik dan Islam. Lahan kuburan penganut agama Kristen dan Katolik terletak di sebelah selatan pemukiman(foto 2), sedang lahan kuburan penganut agama Islam terletak di sebelah barat pemukiman .
Pada jenazah yang semasa hidupnya menganut agama Kristen dan Katolik, jenazah dipakaikan baju, celana atau rok, serta memakai topi adat. Jika keluarganya mampu maka jenazah itu dilengkapi juga dengan jas dan alas kaki (sepatu atau sandal) kemudian ditempatkan di dalam kotak atau peti kayu, baru setelah itu dikubur. Di dalam peti tersebut juga dilengkapi dengan bekal kubur bagi si mati seperti senjata dan pakaian. Bekal kubur juga bisa pula berupa sejumlah benda-benda yang sangat digemari oleh si mati ketika hidupnya. Posisi mayat pada saat dikubur, bagian kepala jenazah berada pada posisi sejajar dengan arah air mengalir. Karena air sungai mengalir dari utara ke selatan maka kepala jenazah berada pada arah utara, dan kakinya berada sebelah selatan. Sedang pada jenazah yang semasa hidupnya menganut agama Islam, ia tidak diberi pakaian, namun hanya sekedar dibungkus dengan kain putih atau kain kafan. Jenazah penganut agama Islam juga tidak dikubur menggunakan peti melainkan langsung ditempatkan di lubang tanah, hanya terbungkus kain putih. Posisi pada saat dikubur membujur arah timur- barat, dengan bagian kepala jenazah berada pada arah barat dan bagian kakinya berada sebelah timur. Karena tidak menggunakan peti maka sewaktu dikubur, jenazah tidak dilengkapi dengan bekal kubur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar