10 Februari 2009

Ekspedisi Mahakam (2)

Setelah bermalam di Sebulu, esoknya kami survei ke gua-gua sanggulan yang terletak di Kecamatan Sebulu. Dengan ditemani oleh tenaga kecamatan, kami mulai melakukan survei dengan mengendarai 3 sepeda motor. Karena hanya mampu membawa 5 orang tenaga, maka tidak semua anggota tim ikut dalam survei kali ini.

Gua-gua karts sanggulan sendiri hampir seluruhnya dapat dijangkau dengan kendaraan motor (maksudnya sampai tempat terdekat dengan gua paling jauh satu kilo lah) , meskipun untuk masuk ke dalam gua kami masih harus berjalan menetak rimbunnya hutan Kalimantan. Karakteristik gua-gua karst, di sini memiliki mulut gua yang cukup besar (tinggi hampir 20 meteran ) dan memanjang ke bagian dalam gua. Gua-guanya cukup sinar pada bagian depan namun semakin lembab dan gelap pada bagian dalam. Beberapa gua telah digunakan sebagai sarang kelelawar, sehingga menambah aroma yang tidak sedap tentunya.

Adanya temuan beberapa fragmen tembikar di bagian depan gua sanggulan 2 (penamaannya mengikuti hasil temuan survei kami) dan gua sanggulan lainnya memunculkan dugaan bahwa gua ini pernah dihuni manusia. Pendapat ini juga di kuatkan oleh sebagian masyarakat yang menurut mereka kata " sanggul " sendiri berarti hadang. Artinya dahulu daerah ini memang dijadikan tempat untuk menghadap/mencegat kapal-kapal yang akan ke daerah pedalaman Kalimantan. Dan untuk menyembunyikan hasil jarahannya, mereka menyimpannya di gua-gua sanggulan ini. Gua sanggulan ini juga sekaligus digunakan sebagai tempat persembunyian mereka jika dikejar tentunya. Banyak cerita cerita yang menyebutkan adanya jalur sungai bawah tanah yang terhubung dengan sungai Mahakam. O ya beberapa gua di sanggulan memang memiliki jalur sungai yang entah kemana sambungannya , jadi mungkin saja berita itu benar.

Yang cukup menarik adalah ditemukannya sisa sisa kerang yang masih menempel pada dinding gua. hal ini menandakan bahwa pada masa lalu (mungkin ribuan atau jutaan tahun yang lalu ) lapisan batuan ini merupakan bagian dari lautan yang kemudian terangkap ke permukaan menjadi seperti sekarang. wow sama sekali tak terbayang kalo daerah gua-gua karst sanggulan dulu merupakan lautan.

Medan untuk menuju gua yang berat membuat kami harus berhati-hati dan jujur tidak seluruh gua dapat dijangkau, apalagi jika hujan tiba. sangat -sangat merepotkan dalam kegiatan survei ini. Namun pengalaman menyusuri gua-gua sanggulan seharian memang tetap mengasikan bagi kami, banyak hal yang dapat dipelajari.

Selain gua, kami juga mampir ke air terjun sanggulan yang masih masuk dalam kawasan bukit sanggulan. Ketinggian air terjun kurang lebih 7 meter. Pada bagian dasar terjunnya menyerupai kolam dengan luas mencapai lebih dari 100 m2. Ke dalaman kolam mencapai 1,5 meterpada titik terjunannya. Vegetasi sekitar air terjun sebagian masih berupa tanaman hutan. Tetapi pada bagian hulunya sudah banya mengalami perubahan tatauna lahan menjadi areal pertambangan dan pertanian. Hal ini salah satu faktor yang menyebabkan air terjun ini berwarna keruh. karena akar akar-akar pohon yang menjadi penyaring dari kandungan lempung yang terkandung didalam air sudah semakin sedikit. Walaupun demikian air terjun ini masih memungkinkan untuk dijadikan salah satu obyek tujuan wisata alam, hanya diperlukan penataan lebih lanjut dan pemeliharahan lingkungan pendukungnya. Terus terang kami memang wajib mandi di sini soalnya nanti tidak perlu mandi lagi kalau udah balik ke kapal. he..he.. (to be continue lagi ya)

Tidak ada komentar: