Temuan arca tokoh dari Tegal tergolong
langka dan unik karena arca ini terbuat dari terakota penuh, (tidak ada rongga
pada bagian dalam arca terakota). Arca
ditemukan sebanyak 2 buah hanya saja kondisinya sudah hancur sebagian, pada
arca pertama yang tersisa hanya bagian atas sampai pinggang sedangkan arca
tokoh kedua bagian kepala sudah hilang. Kedua arca ini ditemukan di Situs Candi Batu
Gong , Bolak Menjangan, Pager Barang, Tegal. Di situs ini masih terlihat gundukan tanah
dengan sebaran fragmen bata yang lokasinya berada sekitar 100 meter sebelah
selatan dari Sungai Pager Wangi. Di atas
gundukan itu berdiri yoni yang disebut dengan “batu gong” berukurannya 64 x 64
x 75 cm.
Arca tokoh pertama digambarkan dalam posisi duduk hanya saja bagian pinggang ke bawah sudah rusak. Tangan kanan hanya menyisakan bagian lengan sedangkan tangan kiri bagian telapak tangannya sudah rusak. Tokoh digambarkan memakai mahkota dan jamang pita lebar. Memakai anting anting tali yang pada ujungnya dihiasi dua bandul. Kalung pita lebar tetapi pada bagian depan ada hiasan yang menjuntai ke bawah, upawita ganda berupa pita lebar berakhir di depan ikat perut yang juga berupa pita lebar. Kelat bahu ada dua, satu di bagian paling atas lengan berupa pita lebar dan satu kelat bahu lainnya di lengan dengan hiasan simbar di bagian samping. Di atas pundak kiri dihiasi oleh teratai kuncup. Sandaran arca persegi empat dengan bagian atas membulat. Tinggi tersisa sekitar 47 cm .
Arca Tokoh 2 Terakota |
Secara ikonografi, jelas kedua arca tokoh ini memiliki atribut dari masa Hindu Buddha, namun tidak ada atribut yang dapat menghubungkan dengan dewa tertentu di dalam Hindu-Budda, oleh karenanya lebih cocok jika disebut sebagai arca tokoh saja. Secara gaya seni, mungkin lebih dekat ke gaya seni Jawa Tengah dibandingkan dengan Majapahit. Namun tidak benar benar mencerminkan gaya seni Jawa Tengah seperti yang dikenal pada arca-arca seni Jawa Tengah pada umumnya. Seperti cara menggambarkan kain dari pinggang sampai menutup kaki yang terkesan tebal dan berat pada arca tokoh 2, tidak umum pada seni arca Jawa Tengah.
Seni arca terakota mencapai puncaknya pada masa Kerajaan Majapahit, dimana pada periode ini dihasilkan berbagai karya seni terakota yang luar biasa. Mulai dari peralatan rumah tangga, berbagai bentuk figurin sampai ornament bangunan yang terbuat dari tanah liat ditemukan. Namun seni arca yang paling dominan pada masa Majapahit berbentuk figurin berukuran tinggi sekitar 8-12 cm, sejauh ini arca terakota berukuran tinggi di atas 20 cm tergolong jarang. Kalaupun ada, cara pembuatannya tidak masif tetapi kosong pada bagian dalamnya.
Sebagai perbandingan, seni arca terakota yang berukuran besar ditemukan di Situs Bumiayu, Palembang yang dipertanggalkan sekitar abad ke-9-13 M. Di situs ini ditemukan satu makara dengan seorang pertapa di dalam mulut makara yang juga berukuran besar. Selain itu ditemukan juga kala, ornament bangunan yang semuanya terbuat dari terakota berukuran besar.
Makara Candi Bumiayu yang kondisinya semakin hancur.
Dengan demikian, temuan arca terakota dari Tegal dan arca Terakota dari Situs Bumiayu, Palembang menegaskan kembali bahwa seni arca terakota berukuran besar sudah dapat diproduksi jauh sebelum sebelum masa Majapahit. Hanya saja mulai popular pada masa Majapahit karena penggunaan seni arca sudah tidak diabdikan untuk kepentingan agama saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar