16 Agustus 2020

Sekilas Tentang Garis Pantai Utara Jawa Tengah Pada Abad ke-7-10 M

 


                      Penelitian Arkeologi di Situs Tegal Sari, Kendal 

  Survei arkeologi di Pantai Utara Jawa Tengah tepatnya di muara Kali Kuto sisi timur  yakni wilayah Kabupaten Kendal pada tahun 2018-2019 berhasil menemukan sekitar tujuh lokasi situs arkeologi dari periode Hindu Buddha (Candi Boto Tumpang, Tegal Sari, Kebon Sari, Pojok Sari, Ngrumbul,  Watu Tapak, Kalioso ) di pesisir pantai utara Kendal.  Kecuali Tegal Sari, situs- situs ini bisa dibilang benar benar baru, karena memang tidak tercatat di dalam laporan survei pada masa Belanda ataupun yang dilakukan Puslitarkenas (tahun 1977) atau Balai Arkeologi Yogyakarta (tahun 2000an) .  Situs-situs ini secara geologis berada pada endapan alluvium dimana saat ini sebagian besar berada di areal persawahan meskipun ada juga yang berada di areal permukiman warga.  Ketujuh situs yang berupa sisa bangunan terbuat dari bata (kemungkinan candi) baru dua situs yang digali secara sistematis oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional yakni Situs Tegalsari dan Boto Tumpang(Tahun 2018-2019).  Tentu saja keberadaan situs situs yang berada di pesisir pantai utara ini menjadi penting bagi rekonstruksi garis pantai kuna pada abad ke-7-10 di wilayah pesisir utara Jawa Tengah, khususnya wilayah Kendal.  

Situs situs dapat memberikan informasi baru yang cukup penting terkait reinterpretasi kembali terhadap garis pantai utara Jawa Tengah  pada sekitar abad ke-8-10 M.   Soekmono dalam salah satu artikelnya yang berjudul ’’A Goegraphical Reconstruction of Northeastern Central Java and The Location of Medang ‘’ dengan mengutip pernyataannya Bemellen yang menyebutkan bahwa gambaran peta Jawa memperlihatkan Gunung Muria dahulu sebuah pulau yang terpisah dari pantai utara Jawa Tengah. Dimana garis pantai Semarang-Rembang jauh lebih ke selatan dari saat ini –Bukannya tergabung seperti saat ini-.  Kita dapat berasumsi bahwa periode sebelum abad ke-10 M.,  Muria sebagai pulau yang dipisahkan dari Jawa oleh selat yang membentang dari Semarang ke arah timur ke Rembang. Dengan menghubungkan tempat-tempat di mana keramik yang lebih tua ditemukan, kita dapat meletakan garis pantai lebih tepat. Garis pantai ini terbukti berada di sepanjang garis kontur 25 meter pada peta topografi masa kini. Karena itu, tampaknya daerah antara Semarang dan Rembang yang sekarang terletak lebih rendah dari 25 meter di atas permukaan laut dulunya merupakan bagian dari selat (Soekmono.R 1967, 4-6)

                    Peta Sebaran situs situs HIndu Buddha di Kendal


Apabila kita membandingkan peta yang dibuat di dalam artikel tersebut dengan peta wilayah kendal sekarang maka, wilayah garis pantai Kendal tampak lebih ke selatan dibandingkan dengan posisi garis pantai saat ini. Artinya jika mengikuti pendapat Soekmono, seharusnya lokasi situs-situs yang ditemukan di Pantai Utara Kendal berada di dalam air (selat) (lihat peta dan lingkaran adalah posisi situs situs ). Karena situs-situs tersebut berada di dataran aluvial pada ketinggian 6-12 meter dpl ( menurut Soekmono garis pantai abad ke-10 berada pada kontur 25 meter dpl sekarang). 

   Peta situasi Pantai Utara Jawa Tengah Menurut Soekmono

Faktanya,  Kehadiran situs-situs di sepanjang pantai utara Jawa pada jarak 2-4 km dengan ketinggian 6-12 meter dpl  menunjukkan bahwa area ini sudah menjadi wilayah hunian setidak sejak abad ke-7-10 M.  Oleh karena itu,  dapat diduga garis pantai utara Jawa (Khususnya Kendal ) pada abad ke-10 M, seharusnya tidak terlalu berbeda jauh dengan kondisi saat ini atau tidak mengalami banyak perubahan garis pantai yang berarti.  Ada benarnya apa yang disampaikan oleh Soekmono yakni melalui survei arkeologi, di pantai utara Jawa Tengah, baik temuan situs arkeologi atau artefak lainnya seperti keramik atau tembikar yang berumur lebih tua mungkin kita merekonstruksi kembali garis pantai utara Jawa Tengah pada sekitar abad ke-10 M.  Dengan demikian temuan situs-situs arkeologi di wilayah pantai utara kendal dapat membantu memperbaiki garis pantai utara Jawa pada sekitar abad ke-10 M.

Tidak ada komentar: