Ada dua orang seniman musik Tingkilan Kutai yang cukup populer di Kenohan,
bahkan salah satunya pernah membawa nama Kalimantan Timur ke manca negara untuk
memainkan musik tingkilan. Satu prestasi
yang membanggakan tentunya bagi Mak Peot.
Wanita separuh baya itu kini sudah tidak muda lagi, umurnya sudah
mendekati angka 60 tahun sejalan dengan makin banyaknya guratan di
wajahnya. Namun ketika kami berkunjung
ke rumahnya, beliau dengan bersemangat mau menceritakan perjalanan kehidupan
beliau kepada kami. Kecintaannya pada
seni musik tingkilan bukanlah suatu kebetulan, namun ia memang mencintainya
sejak kanak-kanak. Kedua orang tuanyalah
yang mengenalkan beliau kepada alat musik gambus. Dengan ketekunan dan keseriusannya menggeluti
seni musik inilah kini beliau dikenal tidak saja oleh warga kecamatan Kenohan
namun namanya sudah tercatat dalam pentas musik
tradisional tingkat internasional di Jepang.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj29UsHPhw8pCCIw21JR4zRliMC608hLLFtKJ7F4-_Uk-U8EEiA_gwEaThb_vqoLKhugerBpwY2AORtbDgZjBKFH4BWYaE-J97Q6wwGGiMf51CwTKzuAE-xpKm3PTNFIf_ENr5yUQ0dW_wA/s1600/kenohan2.JPG)
Sayang di usia yang semakin tua ini
keahliannya dalam memainkan seni musik tingkilan tidak ada yang
mewariskan. Keenganan generasi muda
sekarang untuk belajar musik tingkilan merupakan hal yang serius dan mengancam
kelangsungan seni musik tradisional itu sendiri. Kerisauan ini yang terus menggantung tanpa
ada jawaban. ”Bagaimana nasib seni musik
tradisional di masa depan jika anak muda sekarang lebih suka musik modern”
ujarnya kepada kami. Sungguh ironis
memang jika pada akhirnya seni musik tingkilan menjadi terasing di negerinya
sendiri. Ketika kami tanya bagaimana
saran ibu untuk pengembangan kesenian di daerahnya, Beliau menjawab bahwa pemerintah
harus ikut turun tangan, kegiatan sanggar-sanggar kesenian harus didirikan, dan
anak anak diajak untuk belajar mencintai seni trasional ini. Beliau amat mengharapkan jika ada pihak pihak
yang mau membantu membina kesenian tradisional bagi gerenasi muda. Tampaknya kecemasan beliau menjadi kecemasan
kami juga, masyarakat khususnya generasi muda harus digugah untuk mau
mempelajari, mencintai dan bahkan mengembangkan
kesenian tradisional sehingga menjadi tuan rumah di negerinya
sendiri. Jelas hal ini bukan satu usaha
yang mudah, namun satu langkah kecil usaha ke arah sana harus segera dibuat
agar semuanya tidak terlambat dan menjadi penyesalan kita di masa mendatang.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEift9pDOIL0FTBhUpLOim1vg-fhhVDdsHz8MrLIfeRucn0gsrhTSDEtB9uncL4wOAzCG_Dsito45_T4_hJzCYAecBhS0F9E7UNg3Cegru-FyhMU22Q1dQDB1FkxMko4v1NDkdKcaCbE_2c_/s1600/kahala3.JPG)