![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9_xK_oozWQdx_ms7yMOUO4jhr2Z7nn6D3a1DdvRHOzcPXxYqmtzXi3bdFnp5e40oIdv7zf2Ja6AfjNZEwHJilr7blGPFZbTSQA5QA_sX-KWoiLZlhGQXmtAa0k8h6G5SPfzC5EYVCBb35/s320/DSC_0145.jpg)
Memasuki gerbang kampung memang masih kuat kesan bahwa perkampungan Kedang Ipil ini adalah perkampungan Lama/ Lawas. Di kiri kanan jalan masuk kami melihat tiang tiang kayu dengan sisa sesajen di atasnya. Ketika kami tanyakan hal tersebut beberapa orang yang kami temui menceritakan bahwa sisa kembang itu adalah sisa upacara belian untuk mengobati beberapa warga yang sakit. Tokoh adat setempat yang meyakini bahwa masyarakat Kedang Ipil adalah cikal bakal masyarakat di Kotabangun menceritakan pula bahwa meskipun masyarakat di daerah ini sebagian besar telah memeluk agama Islam tetapi masih ada sebagian lainnya yang masih menganut kepercayaan animisme sehingga masih sering dijumpai upacara adat seperti Belian. Upacara Belian di daerah ini menggunakan sarana berupa sesajen yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan (daun Aren dan Anjuang) dan yang lainnya. Saat ini secara arsitektur, bentuk rumah di perkampungan di Kendang Ipil tidaklah berbeda dengan bentuk rumah kampung lainnya yang umumnya terbuat dari kayu dan memiliki kolong pada bagian bawahnya, disusun berjajar di sepanjang tepian anak sungai Kedang rantau yakni sungai Sedulang. Masyarakatnya hidup dari berladang dan mengumpulkan hasil hutan lainnya.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhR48YmdZBQ2rsOsZ1E9X5puoTHbqfAFblPrhqlcIiqm9JM67Glid9H4KmmTU4evyh_QWGCQrheW8UCEMBj_ZTzAgksI9iOpczUwdeqvreV2K8U8RsJ4rq-fqfV7pSrMnbZE349mEyNQQ_6/s320/DSC_0146.jpg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar