07 September 2015

Ekspedisi Mahakam 12 : Sekilas tentang Komunitas Dayak Modang di Desa Long Bleh, Kembang Janggut

Menurut penuturan Kepala Adat Dayak Modang, Bapak Zai Asnadi Long Dea,   Desa Long Bleh terbentuk pada tahun 1945 bertepatan dengan berkibarnya bendera merah putih yang pertama kalinya. Kini tiang bendera tersebut masih berdiri utuh dan mengingatkan mereka pada saat penting yakni Proklamasi Kemerdekaan RI.  Asal-usul Dayak Modang sendiri, konon mereka berasal dari Sungai kejun Besar di daerah Apo Kayan. Sebelum tahun 1945, sudah ada kelompok-kelompok kecil dengan berjalan kaki menyusuri Sungai Mahakam. Menuju arah hilir sungai.  Kelompok pertama, sampai di daerah Sebrang Long Bleh Halo, dan kemudian tahap demi tahap membuka daerah baru di tempat yang kini dikenal sebagi Long Bleh. pemukiman dayak Modang di wilayah Kembang Janggut ini terkonsentrasi di dua wilayah yakni Desa Long Bleh Modang, dan Long Bleh Malih.      
           

Motivasi utama dari perpindahan mereka dari tempat asalnya tidak lain adalah adanya keinginan merubah hidup menjadi lebih baik. Sekalipun tanah di hulu Mahakam cukup subur, akan tetapi mereka sulit memperoleh bahan pokok hidup lainnya seperti pakaian, atau bahan makanan. Pendidikan, juga menjadi salah satu alasan kepindahan mereka.

Ekspedisi Mahakam 12 : Perjalanan ke Kembang Janggut

Perjalanan kami selanjutkan menuju Kecamatan Kembang Janggut dilakukan dengan kendaraan roda empat.  Hari masih siang  cuaca juga cukup bersahabat ketika kami sampai ke penginapan di Kembang Janggut.  Seperti halnya di Kenohan, kondisi penginapan berupa sebuah rumah besar yang memiliki 4 kamar tidur.  Untuk keperluan memasak terpaksa kami minta tolong pemilik rumah untuk membantu menyiapkan makan tim.